Ingatanku melayang ke masa silam.
Di hari Senin. Pukul 07.30 AM.
Aku Berangkat dengan hati deg degan. lha gimana ga deg deg an cobak. Ini pengalaman pertama aku menghadiri interview untuk melamar pekerjaan, tanpa pengalaman kerja sedikitpun. modal ijazah SMA thok, lha wong masih kuliah masih di semester tiga pula. Mbuh wis - pokoke Bismillah.
Di lokasi kantor sebuah perusahaan yang guede banget itu, nyaliku semakin ciut. Apalagi ketika para security kantor memandangku dengan pandangan yang menurut perasaanku sedikit mengintimidasi. Apalagi ketika mereka meminta ijin untuk 'menggeledah' tas yang aku bawa, mungkin dikira aku teroris yang bawa bom gitu?
"Ngelamar di bagian apa mas?" tanya si pak security ketika mengantarku ke ruang tunggu interogasi .. eh?
"Bagian IT, pak!"
"Wah hebat! Level supervisor, mas"
Aaaaak!!! Supervisor dia bilang?
"Supervisor pak? tapi di iklannya bilang butuh Assistant"
"Ya, di sini Assistant itu ya Supervisor, mas"
Modhiar aku. kukira Assistant itu mung level staff. Masuk ke ruang tunggu, nyaliku semakin mengkeret. ternyata di dalamnya sudah ada satu, dua, tiga ... sepuluh orang duduk manis menunggu untuk di interogasi.
Seorang perempuan yang mengamatiku sejak aku masuk ruangan, berdiri menyambut ketika aku menghampirinya.
"Selamat pagi, pak (menyebutkan namaku)" Lho dia tau namaku? Kulirik sekilas kalung ID Cardnya. Oh, pantes! HRD Assistant. Pasti tau dari photoku yang aku kirim bersama dengan berkas berkas persyaratan lamaran kerja dua bulan lalu.
"Ini berkas berkasnya, nanti dibawa untuk interview, silahkan duduk dan tunggu dulu, nanti saya panggil untuk ketemu dengan pak (menyebutkan nama orang yang menelponku 3 hari lalu)" Dia menyerahkan sebuah map yang berisi berkas berkas yang dulu aku kirimkan
"Terima kasih Bu (menyebutkan namanya yang didapat dari hasil stalking ID Card)" ga lupa sambil melempar senyum getir .. eh, senyumku yang paling manis (menurutku lho).
Aku duduk di salah satu spot kosong di salah satu sofa yang ada, di antara para sainganku yang diam diam melirik ke arahku, menghitung hitung peluang mereka dibandingkan dengan diriku. Aku yo ga mau kalah, lirak lirik menghitung peluangku dibanding dengan mereka. Di lihat dari warna map yang kami bawa, kuhitung ada 3 orang dengan map berwarna sama dengan yang aku bawa. sainganku ada tiga orang - dan ADUHAI - kalau dilihat dari gayanya - mereka sepertinya sudah jauh berpengalaman di atasku, ya jelas iyalah ... mereka yang jelas dan pasti adalah lulusan sarjana mbuh dari kampus mana, sedangkan aku? Fresh Graduate aja belum. duh!
Pikiranku kelayapan ke mana mana.
Lha wong aslinya aku ngelamar kerjaan ini mung iseng koq, kedua orang tuaku aja menentang.
"Wis toh, kuliah saja yang bener. Ga usah mikir cari uang sendiri. bapakmu ini masih sanggup membiayaimu" Mungkin harga dirinya sebagai Ayah agak 'terluka' ketika aku memberitahu tentang panggilan interview. Mungkin dikiranya aku merasa kurang dengan uang yang telah dia berikan sampai sampai harus mencari uang sendiri.
"Lha wong aku mung coba coba koq, pak! Biar tau bagaimana rasanya cari kerja"
"Terus nanti kalau diterima, bagaimana kuliahmu?" tanya ibuku
"Kan bisa ambil kuliah malam, bu"
Setelah beralasan ini itu. AKhirnya mereka menyerah "Yo wis sak karepmu"
"Doakan saja biar dapat kemudahan pas wawancara yo pak, bu? jangan didoakan biar ga keterima .. hehhee" Yang terakhir ini kudu dipesan kepada orang tuaku. Kan cilaka kalo mereka malah mendoakan supaya aku ga keterima kerjaan. hehehe ...
Dan tadi pagi sebelum aku berangkat, ibuku mengantarku sampai depan pagar rumah dengan mengenakan mukenanya. "Hati hati jangan ngebut! Nanti tak barengi dengan shalat hajat, biar mudah segala urusanmu" Janji ibuku ketika aku mencium tangannya minta doa restu.
Lamunanku berhenti ketika si HRD Assistant itu memanggil nama seseorang. Dan orang yang dipanggil namanya itu berdiri, di antar oleh si HRD Assistance ke ruangan lain yang ada di bangunan itu. JRENG! Acara penjagalan pun dimulai. Pikirku, kalau dipanggil menurut waktu kedatangan, berarti aku urutan kesebelas. Kulirik para calon korban .. eh, para pemburu rejeki yang belum dipanggil - ketika aku sibuk melamun tadi ternyata ada tambahan lagi empat orang. Diam diam ku amati mereka .. ada yang mainin handphone, ada yang baca koran, ada yang baca majalah, ada yang ngobrol dengan sesama pesaing, hehe. dan ... Waduh!! ternyata aku sendiri yang bengong ga ngapa ngapain .. samber salah satu majalah yang ada di bawah meja tamu, pura pura baca ihihi ...
Lima belas menit berlalu, orang yang tadi pertama kali dipanggil keluar dari ruang interview. Lho koq cepet? Aku mulai mikir, dia tadi ngomong apa aja ya di dalam? Nanti giliranku, aku harus ngomong apaan ya? lha wong belum pernah punya pengalaman interview kerja sih.
Orang kedua dipanggil, bukan aku! Wah, ini salah satu pesaingku, warna map yang dia bawa sama dengan mapku. Kuamati dia masuk ke ruangan itu diantar oleh si HRD Assistant. ini interview Koq mirip ruang tunggu dokter sih, nunggu lalu pasien yang dipanggil masuk ke ruang dokter .. hihihi.
Pengamatanku sekarang beralih ke HRD Assistant ... hemmm! parasnya cantik juga ternyata. Cantik pake banget ... hayyaa ...Gubraak! (kumat dah) - lha daripada cemas mikirin bagaimana nanti saat dii-nterview? Bagusnya kan cari pengalihan isu yang bikin tenang, ya kan? kalau aku amati, umurnya masih muda banget - - mungkin dia fresh graduate, langsung diterima kerja di perusahaan modal asing yang baru buka kantor di Indonesia ini.
Tiba tiba HRD Assistant itu melihat ke arahku. Matik aku! Mungkin dia merasa karena aku memperhatikannya. Tertangkap basah, aku tersenyum ke arahnya - menganggukkan kepala (sok cool dah). Dan dia membalas, juga dengan senyuman .... tersipu.
Lho koq?
Bersambung .....